Minggu, 19 September 2010

MIMPI KAYA DALAM TIDUR MEREKA

Oleh:  Hasan Ridwan

"Tidur-tiduran itu untuk orang kaya, berarti kamu sudah kaya tidur-tiduran segala!"

Pertanyaanku, apakah benar tidur-tiduran hanyalah hak prerogatif yang dimiliki oleh orang-orang kaya? Bagaimana dengan mereka yang belum kaya? Yang ingin kaya? Sedang bermimpi menjadi orang kaya?

Saya jadi teringat Rhoma Irama: yang kaya makin kaya, yang miskin makin miskin!

Orang kaya sepertinya memiliki nafas yang lebih panjang. Meskipun mereka tidur-tiduran dalam waktu sehari, dua hari, satu minggu atau bahkan sampai dengan satu bulan, pasti mereka masih mampu untuk bernafas. Mereka tak perlu cemas memikirkan resiko belanja kebutuhan sehari-hari, darimana menutup biaya operasional sebagai tuntutan gaya hidup mereka. Mereka dapat dengan sangat mudah mengaturnya dengan mencairkan bunga depositonya, menarik dana tunai via atm, mengambil laba perusahaan dll. Kondisi yang paling buruk pun mereka masih bisa bernafas lebih panjang dengan menjual sebagian aset yang mereka miliki.

Bagaimana dengan yang lain? Boro-boro punya deposito, tabungan apa mereka tidak punya. Boro-boro menjual aset, rumah saja mereka tidak punya! Kenyataan hidup yang senantiasa mereka hadapi, bagaimana mereka bisa memberikan makan bagi anak-anak dan istri mereka? Mereka sudah tak peduli dengan yang namanya makanan bergizi, yang penting hari ini mereka bisa makan dengan apa! Masih banyak juga diantaranya yang kebingungan, bagaimana mereka bisa melindungi anak-anak dan istri mereka dari sengatan panas matahari atau melindungi mereka dari begitu deras dan dinginnya air hujan. Mereka semua tidak memiliki rumah untuk sekedar berteduh! Hari ini kehujanan, mereka bingung untuk memakai baju yang mana keesokan harinya. Baju mereka itu, subhanallah, limited edition, hari ini pakai esok hari juga pakai.

Jika mereka belum mampu mengeluarkan seluruh tenaga mereka sampai benar-benar terkuras, jika cucuran keringat mereka belum benar-benar habis, rasanya mereka belum bisa mendapatkan sesuatu. Ketika tenaga sudah benar-benar lemas, keringat pun sudah tak bisa menetes lagi, apa yang mereka dapatkan sungguh tak sebanding dengan apa yang sudah mereka perjuangkan. Allahhu Akbar!!! Maafkan hambamu dengan ketidakmampuannya.

Pernahkan kalian melihat seorang bapak yang sudah tua renta menjajakan air bersih dengan rodanya dari rumah ke rumah? Pernahkah kalian melihat seorang ibu yang sudah sepuh berjalan membungkuk dan tertatih-tatih sambil menengadahkan mangkok mengharapkan belas kasihan orang lain? Pernahkah kalian melihat seorang bapak dengan banyaknya benjolan yang menempel di seluruh tubuhnya duduk bersimpuh mengharapkan pertolongan orang di perempatan jalan? Subhanallah, banyak sekali di antara kita yang benar-benar belum beruntung.

Ya Allah, maafkan hambamu yang lemah ini, yang tak mampu berbuat apa-apa melihat kenyataan yang ada. Hamba hanya bisa meratap, menangis dan menjerit dengan berbagai ketidakmampuan hamba. Sungguh hamba adalah umatmu yang sangat lemah.

Ya Allah, berikan pertolongan-Mu. Tunjukkan jalan-Mu kepada orang-orang yang mengaku kaya itu. Bukakan hati mereka agar mau berbagi kebahagiaan dengan mereka yang belum beruntung itu.

Jika saja mereka yang belum beruntung itu belum menjadi orang kaya, ijinkan saja mereka untuk tetap bercita-cita agar kelak bisa menjadi orang yang kaya. Biarkan saja mereka meneruskan tidur-tiduran mereka. Agar mereka benar-benar bisa menjadi orang kaya. Meskipun semua hanya ada dalam mimpi buah tidur mereka.

09092010-"Mereka-mereka yang tetap bekerja ketika orang-orang lain sedang menikmati liburannya"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar